Apa judul bacaan di atas?

Ayo, bacalah teks berikut dengan saksama!
Pemuda Ini Ajak Masyarakat Peduli Sampah Elektronik
Kehadiran alat elektronik menjadi semakin umum dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, kadang kita tidak memikirkan apa yang harus dilakukan terhadap alat elektronik yang rusak. Sampah elektronik di lingkungan semakin meningkat . Berdasarkan data Electronics Take Back Coalition, pada tahun 2016 ada 20 hingga 50 juta metrik ton sampah elektronik (e-waste) yang dibuang di seluruh dunia.
E-waste yang dibuang sembarangan berpotensi untuk meracuni air dan tanah, serta dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Ini dikarenakan material yang digunakan dalam alat elektronik mengandung bahan berbahaya dan beracun. Fakta inilah yang mendorong Rafa Jafar untuk mendirikan gerakan EWasteRJ. Dengan dibantu ibunya, pemuda berusia 15 tahun ini sudah hampir tiga tahun mencoba untuk mengumpulkan dan mendaur ulang e-waste.
“Rata-rata masyarakat belum tahu harus membuang ke mana sampah elektronik yang ada di rumah,” kata Rafa. Menurut Rafa, bagian paling penting dari gerakannya adalah sosialisasi apa itu sampah elektronik dan bagaimana membujuk masyarakat untuk membuang sampah elektroniknya di dropzone milik EWasteRJ.
Proses pengelolaan sampah elektronik oleh EWasteRJ memiliki beberapa tahap. Pertama, EWasteRJ bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk menyatukan semua sampah yang sudah terkumpul. Kemudian semua sampah yang telah dikumpulkan dipilah sesuai jenisnya. Lalu sampah elektronik dipisah lagi sesuai materialnya, seperti kaca dan plastik. Material ini yang kemudian didaur ulang menjadi bahan baku untuk digunakan kembali.
Gerakan yang dibuat Rafa juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. “Saya sangat mengapresiasi atas inisiasi RJ membuat gerakan membuang sampah elektronik dan membuat buku yang dapat mengedukasi anak-anak lain,” kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup, Tuti Hendrawati, saat ditemui di tempat yang sama. “Harapan saya, komunitas yang dibentuk RJ menjadi wadah tersendiri bagi anak-anak lain untuk lebih peduli lingkungan dan tahu bagaimana memilah limbah,” ucap Tuti.

Apa judul bacaan di atas?

Jawaban :

Judul berdasarkan teks tersebut adalah “Peduli Sampah Elektronik”.

Pembahasan :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), judul merupakan kepala karangan sebuah cerita atau nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab tersebut.

Cara membuat judul yang baik sebagai berikut.
1. Memilih diksi yang mewakili keseluruhan isi teks yang dibahas.
2. Memilih diksi yang sesuai dengan tema pada teks.
3. Memilih diksi yang singkat, padat, dan jelas.
4. Memilih diksi yang menarik perhatian pembaca.
5. Membuat judul menggunakan istilah atau akronim.

Teks tersebut berisi informasi pengenai pengelolaan sampah elektronik yang diprakarsai oleh seorang pemuda bernama Rafa. Rafa mendirikan gerakan EWasteRJ karena keresahannya dengan jumlah sampah elektronik yang terus meningkat.

Tinggalkan komentar